Sabtu, 15 Juni 2013

"Frederich Silaban" Arsitek Masjid Istiqlal Yang Terlupakan

 

 

Mengukir prestasi menakjubkan di pentas nasional belum tentu akan mendapat apresiasi di kampung halaman. Kalimat ini terasa tepat menggambarkan kiprah dan reputasi arsitek Frederich Silaban (1912-1984). Lahir 16 Desember 1912 di desa Bonan Dolok, Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.

Beliau adalah seorang arsitek ternama dalam jajaran arsitek generasi pertama di Indonesia. Arsitek kesayangan Presiden Soekarno ini juga disebut sebagai seorang perintis arsitektur modern Indonesia. Melalui karya-karya arsitekturnya, Frederich Silaban telah memperoleh penghargaaan dari dalam negeri dan luar negeri.

Qubah Mesjid Istiqlal telah diakui Universitas Darmstadt, Jerman Barat sebagai hak cipta Frederich Silaban, yang disebut sebagai "Silaban Dom" (qubah Silaban). Karya dan pemikirannya telah menjadi ajang telaahan apresiatif para akademisi serta praktisi arsitektur di Indonesia. Namanya juga telah termeteraikan sebagai tokoh nasional dalam buku Ensiklopedi Nasional Indonesia.

Setiap kali nama Frederich Silaban disebut selalu memiliki kaitan dengan latar belakang sosial maupun kampung halamannya. Beliau adalah putera kelima dari keluarga petani di desa Bonan Dolok, Dolok Sanggul, Humbahas. Dilahirkan oleh ibu Noria boru Simamora. Ayahnya, Djonas Silaban, adalah seorang sintua Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

Dengan kepiawaiannya dalam bidang arsitektur, Frederich Silaban telah mengukir seberkas sejarah partisipasi seorang putra Humbahas dan orang Kristen Batak di pentas nasional.

Namun di kampung halamannya sendiri, di Dolok Sanggul, Humbahas, arsitek Frederich Silaban tampak nyaris terlupakan. Bukan saja di kalangan masyarakat umum, tetapi hampir semua pemangku kepentingan (stakeholder) termasuk jajaran pemerintahan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbahas terkesan turut alpa mengapresiasinya.

Kealpaan semacam itu terindikasi dari fakta betapa hingga kini, sepanjang diketahui, belum pernah ada pihak di Humbahas yang secara resmi merealisasikan suatu bentuk penghargaan yang pantas baginya. Bahkan selama ini, wacana yang merencanakan suatu penghargaan pun tidak pernah terdengar nyaring. Mengapa?

 

Sumber : http://www.serupedia.com/2013/05/frederich-silaban-arsitek-masjid.html

0 komentar:

Posting Komentar