Senin, 06 Mei 2013

Memperingati haul ke-51 Pendiri ponpes Darul hadits : Menjaga Ajaran Ahlussunah wal Jamaah, Mencetak Ahli Hadits

Ahad, 5 Mei 2013

 

Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah Ahlussunah wal Jamaah, tahun ini berusia 68 tahun. Lembaga pendidikan Keislaman yang berada di tengah Kota Malang, tepatnya di Jalan Aris Munandar 8 A-B ini didirikan oleh Maha Guru Al-Ustadz Al-Habr Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy. Setelah sang pendiri wafat, Pengasuh dilanjutkan sang putra, yakni Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih.
Di pesantren yang berdiri pada 12 Rabiul Awal 1364 H atau 12 Februari 1945 ini setiap santri harus melewati empat tahapan pendidikan. Pertama, tingkatan Tamhidiy, atau disebut juga dengan I’dadiy. Tingkatan paling dasar yang dapat ditempuh selama dua tahun ini merupakan persiapan santri sebelum mengenyam pendidikan ibtidaiyah.
Selesai dari tingkat Tamhidiy, santri dapat melanjutkan ke tingkat Ibtidaiyah selama 3 tahun. Pada jenjang Ibtidaiyah, santri diberikan materi pembelajaran dalam berbagai disiplin ilmu. Seperti halnya untuk ilmu alat, dipelajari kitab Jurumiyah dan Al-Wadlih (Nahwu). Untuk bidang fiqh diajarkan kitab Durusul Fiqhiyyah. Sedangkan untuk kitab Hadits diajarkan At-Targhibu Wa Tat-Tarhib dan kitab-kitab hadits lainnya.
Setelah menempuh tiga tahun di Ibtidaiyah, dilanjutkan ke tingkat Tsanawiyah. Pada jenjang Tsanawiyah ini, jenis pelajaran dan kitab yang diajarkan mulai beragam, diantaranya Jami’ud Durus (Nahwu) dan Alfiyah (Bahasa Arab).
Untuk bidang fiqh kitab yang digunakan adalah kitab Fathul Qarib dan Fathul Mu’in. Untuk kajian hadits menggunakan kitab Mustholah Hadits, Riyadhus Shalihin, dan Shahih Bukhari.
Program Tsanawiyah, setiap santri juga diwajibkan mempelajari ilmu Mantiq. Program Tsanawiyah ini berlangsung selama 3 tahun. Program tingkatan tertinggi di Ponpes Darul Hadits ini adalah tingkat Aliyah. Jenjang Aliyah ditempuh selama 3 tahun. Kitab-kitab yang dijadikan sebagai bahan pelajaran, sebagian besar adalah kitab-kitab yang dipergunakan pada tingkat Tsanawiyah. Seperti pelajaran Nahwu masih meneruskan kitab Alfiyah yang dikarang Ibnu Malik. Di Program Aliyah ini juga dipelajari kitab-kitab Ibnu Aqil seperti Al-Yaqutun Nafis dan Anwarul Masalik.
Dengan melihat alur tingkatan pendidikan Darul Hadits, untuk menempuh pendidikan dari tingkat Tamhidiy sampai Aliyah dibutuhkan sekitar 11 tahun. Pelaksanaan pendidikan di Darul Hadits ini terbagi dalam beberapa waktu pelajaran. Pelajaran dimulai sehabis salat berjamaah sampai jam 07.30. Pengajian ini dilaksanakan secara klasikal atau sorogan dan diasuh langsung oleh pengasuh Ma’had, yakni Habib Muhammad bin Abdullah Bilfagih.
Lepas sarapan pagi, tepat pukul 08.00 setiap santri kembali ke kelas masing-masing untuk menerima pelajaran hingga waktu salat Dhuhur. Lepas makan siang, pendidikan dilanjutkan sampai waktu Ashar. Dalam lingkungan pesantren ini, setiap santri diwajibkan memakai bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari baik dalam pelajaran di ruang kelas mau pun dalam pergaulan antar santri.
Di Pondok ini juga terdapat Majelis Taklim yang terbuka untuk masyarakat luas pada minggu pertama dan minggu ketiga. Dulu majelis ini khusus mengajarkan khusus Thoriqoh Alawiyyah. Saat ini dibuka untuk umum dan kitab yang diajarkan adalah kitab Shohih Bukhori dan An-Nashaih ad-Dinniyah.
Darul Hadits memang mencetak alumni-alumni ahli hadits yang mumpuni, tak heran bila dalam menerima santri-santri pun ekstra ketat dan materi pelajarannya pun memuat kurikulum mata pelajaran hadits. “Santri-santri dari pondok pesantren ini diharapkan menjadi alumni pondok yang ahli hadits yang mumpuni. Kenapa yang dipelajari kebanyakan hadits, karena hadits merupakan cerminan dari syari’at Rasulullah SAW dan Islam,” kata Habib Soleh bin Ahmad bin Salim Alaydrus, salah satu pengajar Darul Hadits.
Saat ini jumlah santri Darul Hadits Al-Faqihiyyah Malang, sebanyak 200 orang yang berasal dari Jakarta, Bandung, Jepara, Madura, dan kota-kota sekitar Jawa Timur. Sedangkan jumlah asatidz yang mengajar di pondok ini ada sekitar 20 ustadz.
Ponpes Darul Hadits ini telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Para alumni yang mengikuti jejak pengasuh pesantren ini diantaranya Ustadz Ahmad Al-Habsyi (PP Ar-Riyadh, Palembang), Ustadz Muhammad Ba’abud (PP Darul Nasyi’in (Lawang, Malang), Habib Syekh bin Ali Al Jufri (MT Al-Khairat, Jakarta Timur), KH Alawy Muhammad (PP At-Taroqy, Sampang, Madura) dan lain-lain.
Sebagai Pondok Pesantren yang menerapkan system Salafy, PP Darul Hadits menerapkan seleksi yang cukup ketat kepada setiap santri. Seperti halnya dalam masalah narkoba, setiap santri harus melampirkan surat keterangan sehat dari dokter. Bagi yang pernah terjerumus dalam narkoba, wajib melampirkan surat keterangan dokter atau laboratorium bebas dari narkoba. Bagi calon santri yang bertato harus menghilangkan tatonya terlebih dahulu.
Pondok Darul Hadits ini sekarang diasuh oleh tiga putra Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih yakni Ustadz Sayyid Abdul Qadir Bilfagih, Ustadz Sayyid Muhammad Bilfagih dan Ustadz Sayyid Abdurrahman Bilfagih. Sekretaris Ma’had dipegang Ustadz Dimyati Ardawi. Sebagai bendahara yakni Ustadz Sukri Zaini dan H. Slamet.
Dalam struktur pondok terdapat lima bidang (seksi) kegiatan pesantren. Seksi majelis taklim diasuh Ustadz Sayyid Muhammad bin Abdul Qadir Bilfagih. Seksi pendidikan dan pengajaran oleh Ustadz Soleh bin Ahmad bin Salim Alaydrus, Ustadz Mohammad Santoso, Ustadz Abdul Muid.
Di tengah kemajuan zaman yang terus berputar, kini Ponpes Darul Hadits terus berpacu dengan waktu untuk terus mengembangkan mutu pendidikan dan sarana pesantren. Gedung yang terletak di Jl  Aris Munandar, kini terus dibangun sebanyak 3 lantai sehingga dapat menampung lebih banyak santri dan diharapkan para santri yang keluar itu menjadi ahli hadits yang mumpuni serta berkiprah secara positip di tengah masyarakat.
Untuk peringatan Haul tahunan pendiri Darul Hadis Malang yakni Guru Al-Ustadz Al-Habr Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy dan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih diperingati tiap akhir dari Jumadil Akhir. Tahun ini akan diperingati pada Sabtu, 4 Mei 2013, dengan acara rauhah dan pembacaan Manakib dua pendiri Darul Hadist serta kalam salaf.
Acara puncak haul pada Minggu, 5 Mei 2013,dengan gelar Pengajian Akbar yang menghadirkan ulama dan habaib dari seluruh penjuru tanah air bahkan dari luar negeri.

0 komentar:

Posting Komentar